Hati-hati dengan Comfort Zone

Sekarang aku sudah menjadi boss. Aku ingat waktu dulu masih sebagai bawahan. Setiap hari rasanya tertekan. Atasan menyuruh mengerjakan tugas-tugas yang ini dan yang itu. Hari kerja delapan jam terasa 24 jam rasanya. Begitu berat! Sekarang, aku sudah lebih nyaman. Sudah jadi atasan sekarang. Giliranku untuk santai dan biarkan bawahanku bersusah payah. Sekarang aku santai lah. Santailah diriku! Nikmati ke-boss-anmu!

Kedudukan yang strategis dapat menjadi ancaman dan juga peluang bagi seorang eksekutif perusahaan. Menjadi peluang jika kedudukan itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri dan juga perusahaan. Menjadi ancaman bila kedudukan itu dimanfaatkan untuk bermalas-malasan, alih-alih menikmati nikmatnya kursi empuk atasan.

Bahaya akan mengancam tidak saja bagi perusahaan tetapi juga bagi pekerja yang bersangkutan. Ketika syndrome kemapanan sudah menjangkiti pekerja maka mereka akan berada dalam sikap yang sangat alot untuk diajak berubah. "Tenang Belanda masih jauh", itulah katanya yang asyik di zona kemapanan (comfort zone). Sementara, mereka tidak tahu bahwa musuhnya bukanlah lagi Belanda. Musuhnya sudah sedemikian dekat, tetapi dia mengira masih jauh.

Perubahan dalam dunia bisnis tidak mengenal kata menit. Setiap detik selalu terjadi perubahan. Tidak ada yang tinggal tetap. Semua mengalir dan berubah. Di sinilah letak bahayanya orang-orang yang masih suka bernyaman-nyaman dalam gaulan comfort zone. Mereka dininabobokan oleh diri mereka sendiri. Mereka menjadi impoten dan tidak waspada.

Nah, bagaimana bila Atasan-atasan Anda berada dalam zona kenyamanan dan sulit berubah?

Kompetensi, Apakah Itu?

Kata kompetensi sudah menjadi kata yang paling kerap terdengar di dunia HRD. Lantas apakah sebenarnya kompetensi itu? Kompetensi adalah karakteristik mendasar yang akan mengakibatkan seseorang mencapai prestasi kerja yang menonjol. Kompetensilah yang membedakan seseorang yang berprestasi unggul (outstanding performer) dengan yang berprestasi rata-rata (average performer).


Bahkan ada pengelompokan atau klasifikasi kompetensi. Kurang labih ada dua puluh kompetensi yang sering ditemukan untuk memprediksi kesuksesan dalam jalur profesional dan manajerial. Keduapuluh kompetensi tersebut dapat dilihat dalam enam kelompok antara lain : Achievement, Helping/Service, Influence, Management, Cognitive dan Personal Effectiveness.

Kompetensi Achievement meliputi Achievement Orientation, Initiative dan Concern for Quality atau Order.

Achievement Orientation terdiri dari satu set tingkah laku yang dihubungkan dengan goal-setting, efficiency dan Innovation. Hal ini didorong oleh perhatian untuk adanya perbaikan/kemajuan yang dikenal sebagai Motivasi untuk Berprestasi (Achievement Motivation), tapi lebih menggambarkan tingkah laku daripada pemikiran.

Initiative, didefinisikan sebagai keinginan untuk melakukan lebih daripada tugas-tugas yang dibutuhkan (“usaha suka rela”) dan melakukan sesuatu sebelum diminta atau dipaksa oleh keadaan (antisipasi). Dengan adanya Initiative, orang dapat mengambil bagian dari sasaran yang lain daripada pencapaian tujuan (misalnya Influence), initiative adalah faktor yang konsisten dengan kelompok Achievement, karena perilaku entrepreneurial dan innotiative biasanya juga meliputi initiative.

Concern for Quality and Order (memonitor untuk memastikan bahwa tugas-tugas sudah diatur secara efisien dan sesuai dengan standar) adalah tingkat yang paling bawah dari Achievement, yang pada dasarnya adalah standar yang tinggi dari gabungan yang baik sekali antara ketakutan yang sangat tinggi akan kegagalan, adanya obsesi untuk “memeriksa kembali”.

Kompetensi Helping / Service dihubungkan dengan profil motif “menolong” (memiliki motif afiliasi yang lebih tinggi daripada motif Achievement dan Power Motivation).

Interpersonal Understanding meliputi adanya kompetensi seperti misalnya kehangatan, empati yang akurat, keikhlasan yang cenderung banyak ditemukan pada konselor yang efektif.

Customer Service Orientation, dapat mengerti dan memenuhi kebutuhan orang lain, termotivasi untuk memberikan bantuan terhadap orang lain.

Kompetensi Helping/Service diprediksikan akan membuat orang berhasil untuk pekerjaan yang memberikan jasa atau pertolongan kepada manusia, misalnya : guru, konselor, konsultan, terapis, pekerja sosial, perawat rumah sakit, perawat di rumah dan customer service representatives.

Kompetensi Influence didorong oleh perhatian untuk personal impact atau “socialized” power motivation (kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, misalnya dengan mengatakan “ayo bagus”). Socialized Power dibedakan dari “personalized” power motivation (power itu digunakan untuk kekuasaan diri). Kompetensi Influence meliputi perbujukan dan kemampuan untuk mempengaruhi (kesadaran berorganisasi, hubungan relasi, pengaruh dan tingkah laku mempengaruhi): mengetahui siapa yang akan dipengaruhi.

Kompetensi Manajerial, yang termasuk di dalam kompetensi ini adalah mengembangkan orang lain (pendekatan dengan bawahan untuk mengembangkan ketrampilan mereka), Directiveness (dengan tegas memberikan perintah secara langsung), Teamwork and Cooperation (dapat bekerjasama dalam satu kelompok), Team Leadership (mulai dari mampu mengendalikan suatu pertemuan yang mulai memanas sampai memberikan/menunjukkan kharisma dalam kata-kata yang diucapkan sehingga dapat membangun motivasi dan komitmen terhadap anggota organisasi).

Kompetensi Cognitive meliputi Technical Expertise, Analytical Thinking, Conceptual Thinking dan Information Seeking.
Seorang yang ahli dalam bidang teknik (Technical Expertise) selalu menggunakan pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah. Tingkat yang lebih tinggi, perilaku yang superior itu tidak bertindak sebagai experts (ahli) tapi lebih sebagai utusan yang secara aktif akan memberikan pertolongan dan mempromosikan teknologi yang baru. Pemikir analitis (Analytical Thinking) berkemampuan untuk menganalisa sistem dengan informasi yang kompleks dan menghiasi data dengan kesimpulan yang ada sebab-akibatnya. (jika terjadi X, kemudian Y tampaknya akan terjadi), dengan prioritas (A lebih penting daripada B) dan dengan urutan waktu (lakukan N pada saat 1 supaya bisa melakukan M pada saat 2). Pemikiran konseptual (Conceptual Thinking) menggunakan konsep belajar untuk menciptakan konsep baru, dan untuk membuat pengertian baru dari data- data yang tidak teratur. Pencari Informasi (Information Seeking) meliputi pengumpulan dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan issu penyelidikan sebelum mengambil keputusan.

Technical Expertise, Information Seeking, Analytical Thinking dan Conceptual Thinking penting di dalam teknik/profesional dan tingkat manajer yang lebih bawah; kemampuan konseptual yang lebih tinggi diramalkan akan sukses pada profesional senior dan pekerjaan manajerial yang membutuhkan perencanaan dan pemikiran yang strategi.

Kompetensi Personal Effectiveness meliputi karakter seperti kerpercayaan diri (self-confidence), kontrol diri (self-control), fleksibilitas (Flexibility), Organizational Commitment yang tidak dapat dikelompokkan dalam salah satu kelompok kompetensi yang ada, dan dapat meramalkan perilaku superior dalam variasi pekerjaan yang luas. Semua kualitas ini umumnya dihubungkan dengan kematangan pribadi.

Dengan pengecualian kelompok Personal Effectiveness, kompetensi dikelompokkan berdasarkan maksud (intention) dikeluarkannya perilaku tersebut dan bukan oleh uraian dari perilaku itu sendiri. maksud (=Intention) dapat berupa motif satu-satunya atau beberapa motif yang beraksi bersama dalam proporsi yang berbeda-beda. Contoh: Mengembangkan orang lain (Developing Others) didefinisikan oleh niat untuk membantu orang lain mengembangkan pengetahuan atau ketrampilan atau karakteristik pribadi; Impact and Influence oleh niat mempengaruhi, membujuk atau mempunyai pengaruh terhadap orang lain; Achievement Motivation oleh maksud melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik.

Memperlihatkan suatu perilaku tertentu mengindikasikan kemungkinan yang bertambah besar bagi diperlihatkannya lebih banyak perilaku yang ditampilkan dengan niat yang sangat mirip, tetapi tidak harus lebih banyak perilaku yang sama secara struktur, tapi berbeda dalam niat yang melatarbelakanginya.

Misalnya, “Delegasi” bukanlah suatu kompetensi karena perilaku delegasi ditampilkan dalam beberapa kompetensi, bergantung pada niat yang melandasinya: Seseorang dapat melakukan delegasi demi kepentingan efisiensi (=Achievement Motivation), untuk menjadikan dirinya Pemimpin (=Team Leadership), untuk memampukan orang lain mengembangkan kemampuan mereka (=Developing Others), dan sebagainya.
Perilaku “Melakukan Delegasi dalam rangka mengembangkan kemampuan orang lain” lebih dapat diandalkan untuk memperkirakan bahwa perilaku lain sebagai perwujudan kompetensi Developing Others, seperti “memberi umpan balik untuk mendukung pengembangan kemampuan orang lain” akan ditampilkan, dibandingkan dengan kemampuan untuk memperkirakan bahwa perilaku yang dikendalikan Achievement Motivation seperti “Melakukan Delegasi dalam rangka terlaksananya pekerjaan secara paling efisien” dapat ditampilkan.

Sebegitu banyaknya kompetensi lantas muncul pertanyaan: apakah bisa seorang pekerja menguasai semua kompetensi itu? Tentu saja bisa, jawabnya. Caranya? Nah, ini yang tidak mudah.

Interview Untuk Analisis Jabatan

Salah satu metode yang dapat dilaksanakan untuk mendapatkan data primer adalah interview. Interview suatu proyek analisa jabatan dilaksanakan dengan interviewee yang terdiri dari incumbent (pemangku jabatan), superior (atasan), subordinate (bawahan), peers (rekan kerja, yang selevel pangkat/jabatan).

Persiapan Interview

Sebelum melaksanakan interview, interviewer sebaiknya melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan antara lain persiapan materi pertanyaan. Materi pertanyaan hendaknya dibuat berdasarkan data-data apa saja yang ingin diketahui. Untuk mempermudah menyusun pertanyaan maka interviewer sebaiknya mencermati dokumen-dokumen job description yang umum dipakai. Maka, dalam dokumen itu akan ditemukan beberapa hal yang akan digali dalam interview. Hal yang dimaksud antara lain maksud jabatan (menjawab pertanyaan “untuk apa sebenarnya posisi ini ada dalam organisasi), tugas-tugas yang dikerjakan, mulai dari tugas rutin dan non rutin, stakeholders, tantangan, hambatan, kesulitan dalam pekerjaan. Selanjutnya adalah relevan untuk ditanyakan mengenai standar kompetensi minimal yang dibutuhkan supaya dapat mengerjakan tugas dengan performance yang rata-rata (average performance).

Selain materi, interviewer juga menyiapkan peralatan seperti alat rekam dan alat tulis. Alat rekam diperlukan supaya dalam analisa atau pengolahan interview, interviewer dapat terbantu untuk kembali mencermati hasil percakapan. Alat ini juga membantu interviewer untuk lebih fokus mendengarkan jawaban interviewee dan tidak terlalu sibuk mencatat.

Pelaksanaan Interview

Pada saat pelaksanaan interview, sebaiknya diciptakan suasana yang nyaman, tidak tegang dan terbuka. Ada kesan, interviewee seolah merasa diselidiki karena pertanyaan interviewer yang memang menggali informasi. Oleh karena itu, interviewer hendaknya menjelaskan lebih dahulu maksud atau tujuan adanya interview itu dan apa yang akan dihasilkan dari proses interview yang dilaksanakan.

Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data dari semua interviewee, maka interviewer akan mengolah data. Proses pengolahan data dapat dilakukan dengan menyalin atau memparafrasekan hasil interview yang ada dalam rekaman suara dan catatan. Kemudian, analis mulai menyusun draft job description dengan format yang telah disetujui. Draf inilah yang akan dikembangkan menjadi sebuah uraian pekerjaan yang dilengkapi data dari sumber lain.

Uraian Pekerjaan (Job Description)

Dalam prosesnya analisa jabatan akan menghasilkan sebuah uraian jabatan. Definisi dari suatu Uraian Jabatan adalah “ringkasan aktivitas-aktivitas yang terpenting dari suatu jabatan, termasuk didalamnya tugas dan tanggung jawabnya”. Dengan kata lain Uraian Jabatan menjelaskan mengenai apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan dan secara ringkas bagaimana mengerjakannya.

Penulisannya dapat dalam format yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing organisasi. Namun secara umum dapat dibagi dalam lima kelompok.

1. Identifikasi.

Dalam bagian ini dituliskan natara lain: nama jabatan, departemen, divisi, nama pemegang jabatan, nama atasan pemegang jabatan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

2. Ringkasan Umum.

Disini dituliskan ringkasan dari aktivitas jabatan tersebut. Para Job Analyst sepakat untuk membatasi dengan sekita empat kalimat atau tiga puluh kata.

3. Tugas dan Tanggung Jawab yang terpenting.

Bagian ini menuliskan lebih detail mengenai pekerjaan tersebut tetapi ringkas. Disarankan untuk menuliskan hanya aktivitas-aktivitas yang menyita lima persen lebih watu bekerja.

4. Spesifikasi Jabatan

Pada dasarnya bagian ini menjelaskan kualitas ata spesifikasi apa yang diperlukan untuk mengerjakan jabatan ini. Ini dikenal dengan “KSA requirement” yang merupakan ringkasan dari:

• Knowledge, jika berkatian dengan aktivitas mental
• Skill, jika berkaitan dengan aktivitas phisik
• Abillities untuk hal yang berkenaan dengan bakat.

5. Disclaimer dan Approval

Persetujuan pemegang jabatan dan atasannya perlu dicantumkan dengan menandatangani bagian ini. Disclaimer menjelaskan batasan-batasan yang biasanya diperlukan untuk kepentingan legal.

Proses Analisa Jabatan


Bagi mereka yang berkecimpung dalam aktivitas Human Resources, istilah Job Analysis, Job Description, Job Specification dan Job Evaluation bukanlah istilah yang asing. Istilah-istilah tersebut dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Analisa Jabatan, Uraian Jabatan, Spsifikasi Jabatan dan Penilaian jabatan. Untuk itu perlu dimengerti apa dan bagaimana berfungsinya aktivitas-aktivitas tersebut termasuk mengapa perangkat tersebut diperlukan.

Organisasi manapun di dunia jika dikelola dengan benar selalu menggunakan strategi dalam menjalankan roda organisasinya. Yang dimaksud strategi disini adalah “rencana apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi”. Walaupun ini bukan definisi ilmiah tetapi merupakan definisi praktis, namun kiranya cukup untuk memulai topic pembicaraan kali ini. Strategi organisasi, yang dalam pengembangannya dipengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dalam di dalam organisasi, selanjutnya akan dijabarkan lebih lanjut oleh Divisi-divisi seperti Keuangan, Komisi-komisi, dll yang ada dalam organisasi tersebut. Sehingga nantinya akan ada perencanaan di dalam divisi-divisi tersebut. Selanjutnya perencanaan Divisi tersebut akan dijabarkan lebih lanjut lagi dengan lebih terperinci menjadi Goal dan Objektip oleh departemen-departemen atau bagian-bagian lain dalam Divisi masing-masing. Untuk Human Resources Department misalnya dibagi dalam Recruitmen, Pengupahan, Training and Development dsb.

Namun sebelum masuk lebih dalam kiranya perlu dikemukakan atas beberapa istilah yang mungkin perlu dikaji.

1. Posisi: (sering disebut pula “kedudukan”) adalah sekelompok tugas yang dilimpahkan kepada seseorang. Banyaknya posisi dalam suatu organisasi adalah sebanyak personalia dalam organisasi itu.
2. Jabatan: merupakan sekelompok posisi yang sama dalam jenis dan tingkatan pekerjaannya. Dalam beberapa hal sebuah posisi yang tercakup dalam jabatan itu karena tidak ada posisi lainnya yang sama.
3. Okupasi: merupakan sekelompok jabatan yang sama dalam jenis pekerjaan dan ditemukan di seluruh organisasi. Suatu okupasi adalah suatu golongan pekerjaan yang ditemukan dalam banyak organisasi.


Mengapa Analisa Jabatan? Karena pada dasarnya focus utama dari Human Resources dari suatu organisasi adalah manusia yang berkarya atau bekerja di lingkup organisasi tersbut serta pekerjaannya/karyanya yang dikerjakan oleh manusia tersebut.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang dimaksud dengan analisa jabatan?

Secara umum dapat didefinisikan dengan “suatu proses secara sistematis untuk mendapatkan informasi-informasi yang penting dan relevan mengenai suatu jabatan”.

Dengan demikian analisa jabatan merupakan suatu proses pengkajian dan pengumpulan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan tanggung jawab suatu jabatan tertentu. Dalam kenyataannya ini merupakan suatu prosedur untuk mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menarik kesimpulan berdasarkan segala fakta yang relevan dengan jabatan secara sistematis.

Oleh karena itu analisa jabatan menyelidiki tugas-tugas, proses-proses, peraturan-peraturan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab, kondisi-kondisi kerja dan syarat-syarat perseorangan. Artinya bahwa analisa jabatan berhubungan dengan jabatan dan kondisi mengenai pemegang jabatan (pekerja) untuk melangsungkan jabatan tersebut.

Hasil langsung dari analisa ini adalah deskripsi jabatan/uraian jabatan dan spesifikasi jabatan.

Bagaimana kita melakukannya?

Untuk ini ada empat hal yang kita perlu ketahui. Pertama adalah sumber data. Kedua, bagaimana mendapatkan data tersebut. Ketiga adalah proses pengumpulannya, dan terakhir adalah siapa yang terlibat dalam proses analisa jabatan tersebut?.

1. Sumber Data.
Kita dapat membedakan sumber data menjadi dua kelompok.. “Sumber primer”, jika data itu diperoleh langsung dari pemegang jabatan dan/atau atasan pemegang jabatan tersebut. Disebut ‘sumber data sekunder” jika kita mendapatkannya dari selain yang primer tersebut. Ini antara lain diperoleh dari Organisasi itu sendiri, Dokumentasi yang sebelumnya, publikasi-publikasi, Assosiasi lain yang relevan, Data survey lain dsb.

2. Metode Analisa
Banyak cara untuk pengumpulan data ini. Untuk data primer yang sering digunakan ialah:

1. Pengamatan langsung. Ini terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang banyak membutuhkan pekerjaan phisik dan siklus kerjanya relatip pendek. Tentu saja dapat diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan jika diperlukan penjelasan.
2. Wawancara. Bisa dilakukan wawancara perorangan maupun wawancara kelompok. Ini hampir dapat dipergunakan untuk semua jenis pekerjaan. Dimaksud dengan wawancara kelompok disini jika yang diwawancarai beberapa pekerja yang mengerjakan pekerjaan yang sama. Keuntungannya informasi yang dikumpulkan akan lebih lengkap karena pekerja-pekerja tersebut dapat saling melengkapi.
3. Kuestioner. Ini lebih cocok untuk pekerjaan yang memerlukan olah pikir dan memerlukan waktu untuk menjawabnya dan menghendaki pemegang jabatan untuk menjelaskan secara tertulis. Dapat disiapkan dalam bentuk “open-ended Questionaire” ataupun dengan “Highly Structured Questionaire”.
4. Kombinasi dari beberapa sistim di atas.

3. Proses analisa.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya mengikuti proses berikut:

1. Pilih Jabatan-jabatan yang direncanakan untuk dievaluasi dan lengkapi dengan memeriksa catatan-catatan yang ada atau terdahulu mengenai jabatan yang dimaksud
2. Jelaskan maksud dan tujuannya kepada sipemegang jabatan dan atasannya. In perlu agar mereka tidak curiga, karena kalau mereka berfikir bahwa ini akan merugikan mereka, informasi yang akan mereka berikan tidak akan obyektip.
3. Jika maksud dan tujuan telah diterima dan dimengerti oleh pemegang jabatan barulah proses analisa dapat dilaksanakan.
4. Setelah keterangan yang diperlukan dirasa telah lengkap, kumpulkan dan susun baik uraian maupun spesifikasi jabatan.
5. “Maintain dan update” uraian maupun spesifikasi jabatan tersebut dengan selalu melengkapinya dengan informasi-informasi baru.

4. Siapa yang terlibat dalam proses analisa tersebut?
Seperti dikemukakan sebelumnya, pemegang jabatan dan atasannya yang langsung adalah kunci utama. Dari human resources biasanya seorang Job Analyst dan kalau tidak ada petugas yang khusus untuk itu dapat dibentuk task-force yang tentunya perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.

Kumungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses analisa antara lain:

1. Salah dalam menentukan sampel
2. Informasi yang dikumpulkan kurang lengkap
3. Salah dalam mengartikan pertanyaan sehingga jawaban yang diberikan kurang tepat.
4. Bias dari pemegang jabatan ataupun penanya
5. Salah dalam menafsirkan hasil jawaban

Job Analysis dalam Praktik (2)

lanjutan ........

8. Problem / Tantangan Khusus (Specific Problem / Challenges)

Menggambarkan bagian yang paling sulit dan kompleks yang tidak tercakup dalam uraian di atas dan yang bukan merupakan kegiatan rutin sehari-hari. Berisikan problem dan tantangan khusus yang khas dari suatu jabatan, di dalam maupun di luar organisasi, yang berkaitan dengan lingkup tanggungjawab jabatan.

Beberapa hal yang dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi tantangan dan kompleksitas jabatan:
1. Keanekaragaman masalah
2. Masalah yang paling khas
3. Masalah yang paling sulit
4. Desakan waktu dan perhatian yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah
5. Dukungan, bantuan, kemampuan yang dibutuhkan dalam memecahkan masalah
6. Kondisi atau keadaan lingkungankerja secara fisik seperti beresiko atau berbahaya, suara atau bunyi keras, gelap, pengap, kotor atau berlumpur, tertutup atau terisolasi, sempit dll.

Masalah-masalah ini bukan masalah yang bersifat pribadi seperti masalah antara atasan dan bawahan atau masalah ketidakpuasan kerja dll. Dengan kata lain, siapa pun yang menduduki jabatan tersebut akan menghadapi kesulitan atau masalah yang sama karena masalah tersebut melekat pada jabatan, bukan pejabatnya.

C. Langkah-langkah Penyusunan

>>> Mengkaji data-data Yang ada:
¨ Visi dan misi (Arah Dasar),
¨ Buku Panduan/Pedoman Pengelolaan Paroki/Instansi Kategorial.
¨ Struktur organisasi
¨ Daftar posisi yang ada
¨ Daftar tugas (task list)
¨ Tingkat kewenangan (level of authority)

>>>Melaksanakan analisa posisi (position analysis)
¨ Mengobservasi
>>>Mendaftar kegiatan apa saja yang HARUS dilakukan untuk memperoleh HASIL yang ada dalam Analisis Stakeholder
=> Kegiatan harian, mingguan, bulanan
=> Kegiatan yang dilakukan sendiri, bersama orang lain, dalam tim,
=> Kegiatan persiapan (pra-kegiatan) hingga penyelesaian (pasca-kegiatan)
=> Tuliskan dalam format:
=> Kata/frase Kerja + agar/supaya + Kata/frase Benda (hasil, bila ada) + Kata keterangan/frase (waktu, tempat, dll, bila perlu).
¨ Mengedarkan Questionaire
¨ Melakukan Wawancara
¨ Kombinasi

>>>Merumuskan draft position description:
¨ Menggunakan format baku/yang telah disepakati
¨ Bila mungkin, mendiskusikan draft tersebut dengan pemegang posisi (incumbent) dan juga pengawas (superior)

>>>Menetapkan position description
¨ Mengajukan position description dalam bentuk tertulis (hard copy) untuk ditandatangani dan disetujui baik oleh incumbent maupun superior
¨ Mengarsip position description, memperbarui bila dibutuhkan, menggunakan sebagai rujukan.

Job Analysis dalam Praktik (1)

A. Overview
Position Description adalah paparan mengenai pemahaman mendasar tentang apa yang harus dan hendaknya dilaksanakan seorang yang ditugaskan. Dokumen position description juga menjelaskan tujuan perutusan serta apa yang dilakukan dalam tugas perutusan tersebut supaya tujuan perutusan dapat dicapai.
Uraian jabatan berfungsi sebagai kerangka bagi pemegang jabatan untuk bekerja dan berprestasi (performance).

Secara ringkas, Informasi dari sebuah uraian jabatan dapat digunakan antara lain untuk:

1. Menyusun dan merevisi struktur organisasi
2. Menilai bobot suatu posisi
3. Merencanakan persyaratan Sumber Daya Manusia
4. Menempatkan pelayan baru
5. Memberikan orientasi bagi pelayan baru
6. Mengidentifikasi kebutuhan training
7. Meningkatkan prestasi kerja

Prinsip-prinsip dasar yang harus diingat dalam mengembangkan suatu uraian jabatan adalah:

-> Memfokuskan kepada pekerjaan, bukan kepada orang yang melakukan pekerjaan
-> Menyajikan suatu analisis, bukan daftar kegiatan
-> Berdasarkan fakta, tidak berdasarkan pada pendapat atau penilaian subyektif

B. Beberapa Aspek Yang Tertera Dalam Uraian Jabatan

1. Identitas
Berisi informasi ringkas mengenai jabatan yang dipegang saat ini, jabatan atasan langsung, departemen, divisi dan/atau tempat bekerja.

2. Tujuan/Maksud Jabatan Keseluruhan (Overall Job Purpose)
Pernyataan singkat tentang mengapa suatu jabatan ada dan apa artinya bagi organisasi, jadi melingkupi apa yang dilakukan dan apa yang dihasilkan.

Tujuan jabatan secara keseluruhan harus dapat menjawab paling tidak satu dari beberapa pertanyaan di bawah ini:
¨ Bagian apa dari keseluruhan tujuan organisasi yang diselesaikan oleh jabatan ini?
¨ Apakah kontribusi khusus dari jabatan ini terhadap organisasi?
¨ Apa yang tidak akan terlaksana bila jabatan ini tidak ada?
¨ Mengapa kita perlu jabatan ini?

Tiga elemen utama dari pernyataan singkat tujuan jabatan keseluruhan (overall job purpose):
¨ Tujuan keberadaan jabatan– mengapa fungsi itu dilakukan
¨ Batasan – fungsi apa dan/atau kegiatan apa yang dipengaruhi
¨ Sasaran – Hasil akhir

3. Tugas Utama/Lingkup Tanggungjawab (Key Result Areas)
Merupakan daftar hasil akhir atau tanggungjawab utama yang dituntut oleh jabatan ini, guna tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.

Lingkup tanggungjawab diharapkan dapat menjawab:
¨ Target apa saja yang harus anda capai
¨ Apa yang harus Anda lakukan untuk mencapai target Anda tersebut
¨ Apa saja yang dapat Anda gunakan sebagai tolok ukur keberhasilan jabatan Anda
¨ Tujuan apa saja yang diharapkan dari serangkaian kegiatan Anda
¨ Apa kontribusi Anda terhadap tujuan organisasi
¨ Bilamana Anda dianggap berhasil atau gagal oleh atasan

Karakteristik tanggungjawab utama adalah:
¨ Memfokuskan pada hasil akhir, bukan kegiatan.
¨ Tanggungjawab utama mencakup pernyataan yang terdiri dari ‘mengapa’ (tujuan keberadaan), ‘apa’ (batasan), dan ‘hasil akhir’ (sasaran).
¨ Masing-masing tanggungjawab utama berbeda satu dari yang lainnya, dan menjelaskan suatu bidang yang jelas, di mana hasilnya harus dicapai atau dilakukan si pemegang jabatan.
¨ Biasanya terdiri atas 4 sampai 8 area kontribusi; bila kurang dari itu, kemungkinan kita menyatukan 2 tanggungjawab atau lebih secara bersamaan atau mengabaikan bidang-bidang penting; jika lebih kemungkinan kita membuat daftar kegiatan, bukan tanggungjawab.
¨ Diawali dengan suatu kata kerja yang menunjukkan jenis tanggungjawab yang unik atau khusus bagi jabatan tersebut yang berbeda dengan jabatan lainnya.

4. Wewenang Jabatan
Otoritas yang dimiliki oleh suatu jabatan untuk membuat keputusan tanpa berkonsultasi atau menunggu persetujuan atasan terlebih dahulu. Dalam jabatan tertentu, wewenang jabatan dapat berupa rekomendasi keputusan

5. Hubungan dengan pihak terkait (stakeholder)
Gambaran interaksi antara jabatan dengan pihak-pihak lain di dalam dan di luar organisasi

6. Spesifikasi Jabatan
Sejumlah persyaratan yang harus dan sebaiknya dimiliki pemegang jabatan

7. Kompetensi (Competencies)
Kompetensi adalah karakteristik pribadi di mana seseorang yang berprestasi luar biasa (outstanding performer) dalam pekerjaan tertentu:
¨ Melakukannya lebih sering
¨ Melakukannya pada banyak situasi yang berbeda
¨ Melakukannya dengan hasil yang jauh lebih baik dari seorang yang berprestasi rata-rata (average performer)
Kompetensi mencakup pengalaman, pengetahuan, ketrampilan dan karakteristik pribadi.